Dari
Kejadian 1 – 2
Pada mulanya, tiada apa yang wujud.
Tiada yang
kedengaran. Tiada yang dirasakan. Tiada yang terlihat.
Hanya kekosongan. Kegelapan.
Selain dari itu, apa-apa pun tiada.
Tapi Allah ada. Dan Allah mengilhamkan suatu Rancangan
indah.
“Akan Ku penuhi kekosongan ini!” firman Allah. “Dalam
kegelapan, Ku berikan cahaya! Dari ketiadaan, akan Ku cipta… SEGALANYA!”
Seperti ibu burung menetaskan telurnya, Allah berlegar di muka kegelapan sunyi untuk memulakan nyala
kehidupan.
Allah berfirman. Begitu saja. Dan apa yang dititah Allah
menjadi nyata.
Allah kata, “Datanglah, cahaya!” lalu bersinarlah cahaya
menerangi kelam. Allah gelar cahaya itu, “Hari” dan kegelapan itu “Malam”.
“Bagus!” seru Allah. Sememangnya, ia baik belaka.
Lalu Allah kata, “Datanglah, lautan! Marilah, langit!” Maka
terbukalah ruang angkasa tinggi dan samudera yang serba luas dan dalam.
“Bagus!” seru Allah. Sememangnya, ia elok sekali.
Lepas itu, Allah kata, “Datanglah, bumi!” Maka timbul dari
gelora lautan itu pantai pasir, daratan lapang dan gunung mencecah awan.
“Bagus!” puji Allah. Sesungguhnya, mereka diciptakan begitu.
“Bangkitlah, pokok!” firman Allah. “Tumbuh-lah, rumput dan
bunga!” Dan hidupan flora mekar di merata-rata pelosok bumi. Daun segar
kehijauan, akar kukuh menular dan bunga harum berkembang.
“Bagus!” seru Allah. Sesungguhnya, mereka cantik sekali.
“Datanglah, bintang!” kata Allah. “Marilah, suria dan
bulan!” Maka berputarlah di angkasa lepas bola berapi, bintang berekor dan
planet berwarna-warni.
“Kamu bagus!” seru Allah. Sesungguhnya, mereka sedemikian.
“Marilah, burung!” kata Allah lagi. Maka, berterbangan
tinggi sambil bersiul riang, bermacam jenis burung memenuhi langit.
“Datanglah, ikan!” kata Allah. Maka, percikan air laut riuh
dengan berbagai ikan yang gembira menerpa dan meluru ke sana
sini.
“Kamu bagus!” seru Allah. Sebegitu mereka jadinya.
Lepas itu, Allah kata, “Marilah, haiwan!” Maka, semua
binatang keluar main. Bumi bergegar dengan bunyi lantang mereka – mengaum,
menyalak, berdengkur, melaung, melolong dan mendengus.
“Segalanya bagus!” sahut Allah. Mereka girang belaka.
Allah melihat semua ciptaanNya dengan penuh kasih sayang.
Mereka makmur dalam peliharaan Allah.
Tapi yang paling bagus belum datang lagi. Dari awal lagi,
Allah mengidamkan sesuatu yang istimewa dalam hatiNya. Allah mau cipta manusia
untuk menikmati Kebahagiaan Abadi. Mereka adalah putera-puteri Allah, dan dunia
menjadi kediaman indah untuk mereka.
Jadi Allah menghembus nafas jiwa ke dalam Adam dan Hawa.
Apabila mereka buka mata buat kali pertama, yang terlihat adalah wajah Allah
sendiri.
Allah pandang mereka seperti seorang ayah. “Kamu mirip
saya”, kata Allah. “Kamu karya paling indah yang telah Kucipta”.
Allah mengasihi mereka sepenuh hati. Mereka makmur kerana
kasih Allah.
Bersama bintang dan sungai dan angin membelai pokok, Adam
dan Hawa mempersembahkan lagu merdu kepada Sang pencipta. Hati mereka penuh
girang. Tiada yang sedih atau sakit atau takut atau sepi.
Allah melihat segala ciptaanNya. “Sudah Sempurna!” seru Allah. Sesungguhnya, mereka begitu.
Tapi segala bintang, gunung, lautan dan cakerawala pudar berbanding
dengan kasih Allah kepada putera-puteri kesayanganNya.
Allah rela mengalihkan langit dan bumi demi bersama mereka.
Sentiasa. Apa saja terjadi, tidak kira harga pengorbanan, Allah sedia mengasihi
mereka selalu.
Maka bermulalah kisah cinta ini…